
Pengertian Rashdul Kiblat atau Istiwa Azam
Rashdul Kiblat atau Istiwa Azam adalah sebuah fenomena langit yang jarang terjadi, yaitu ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah di Mekkah. Fenomena ini merupakan momen istimewa bagi umat Islam, karena menjadi tanda penentuan arah kiblat yang akurat, dan hal ini terjadi dua kali dalam setahun.
Fenomena rashdul qiblah atau istiwa azam terjadi akibat gerakan semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari. Peredaran matahari jika dilihat dari bumi akan selalu berpindah sebesar 23,5 derajat ke utara pada bulan Maret hingga September dan 23,5 derajat ke selatan pada bulan sebaliknya. Hal ini terjadi karena kemiringan sumbu bumi yang tidak tegak lurus terhadap matahari
Ketika matahari bergerak ke utara dengan posisi Ka’bah yang berada pada 21° 25′ lintang utara, maka otomatis pada waktu tertentu matahari akan berada tepat di atasnya. Saat inilah nilai azimut matahari sama dengan nilai azimut lintang geografis sebuah tempat.
Peristiwa tersebut juga disebut dengan hari tanpa bayangan (zero shadow) karena saat matahari tepat di atas, maka membuat benda yang berada tegak dengan matahari sehingga bayangannya menumpuk dengan benda tersebut, seolah tidak memiliki bayangan.
Fenomena zero shadow ini terjadi berbeda-beda di setiap wilayah, tergantung letak geografisnya. Dan seperti diketahui bahwa, waktu terjadinya di Indonesia adalah pada 27 Mei 2024 pukul 16.18 WIB. Sementara di Makkah adalah pada 28 Mei 2024 pukul 12.18 waktu setempat.
Kalibrasi Kiblat Pada Rashdul Kiblat atau Istiwa Azam
Momen Rashdul Kiblat, atau Istiwa A’zam, merupakan waktu yang tepat untuk mengkalibrasi arah kiblat. Berikut adalah tutorial cara mengkalibrasi arah kiblat pada momen Rashdul Kiblat:
- Pastikan waktu dan jam pengukuran :
- Lakukan pengukuran tepat pada saat Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat terjadi.
- Anda dapat mencari informasi mengenai waktu Istiwa A’zam di wilayah Anda melalui situs web terpercaya seperti organisasi Islam terpercaya.
- Pastikan jam yang Anda gunakan sudah disinkronkan dengan waktu yang benar.
- Siapkan alat ukur :
- Gunakan benda tegak lurus seperti tiang, tongkat, atau benang dengan pemberat atau bandul sebagai alat ukur.
- Pastikan alat ukur berdiri tegak sempurna, baik secara visual maupun menggunakan alat bantu seperti waterpass.
- Pilih lokasi yang datar dan rata :
- Pilih lokasi yang memiliki permukaan datar dan rata untuk memudahkan proses pengukuran.
- Hindari lokasi yang bergelombang, miring, atau memiliki banyak rintangan.
- Lakukan pengukuran :
- Pada saat Istiwa A’zam, bayangan benda tegak lurus akan menunjuk ke arah kiblat.
- Tandai arah bayangan tersebut di atas permukaan yang datar.
- Gunakan kompas untuk menentukan sudut antara arah bayangan dan arah utara.
- Sesuaikan arah kiblat :
- Bandingkan sudut yang telah diukur dengan arah kiblat untuk wilayah Anda.
- Jika terdapat perbedaan, sesuaikan arah kiblat pada kompas atau alat penunjuk arah kiblat lainnya.
Waktu Terjadinya Rashdul Kiblat atau Istiwa Azam
Fenomena alam ini terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan Juli. Saat itulah, matahari berada tepat di atas Ka’bah. Peristiwa ini menjadi momen yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, karena menjadi kesempatan untuk mengecek kembali arah kiblat.
Wira
Berarti terjadinya di waktu tengah hari di ka’bah ya? Bukan di indo
YSF
Ya, benar. Jadi tinggal hitung perbedaan/selisih waktu pada saat rashdul kiblat di ka’bah dengan wilayah kita masing-masing