
Ketenangan hati dalam pandangan islam dan Al-qur’an
Salah satu prinsip utama ketenangan hati dalam Islam dan al-qur’an adalah mengingat Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat ini menekankan bahwa ketenangan hati dalam Islam dan alquran sejatinya tidak berasal dari dunia luar, melainkan dari koneksi ruhani dengan Sang Pencipta. Aktivitas ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir merupakan bentuk penguatan spiritual yang berdampak langsung pada stabilitas mental.
Selain aspek ibadah ritual, Islam juga menekankan pentingnya niat yang lurus dan hati yang bersih. Dalam banyak hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan bahwa hati yang sehat akan membawa seluruh anggota tubuh menuju kebaikan. Maka menjaga hati melalui amal saleh dan menjauhi dosa menjadi salah satu cara mencapai kesehatan mental yang hakiki.
Dari sisi ilmiah, Dr. Harold G. Koenig dari Duke University menyatakan dalam penelitiannya bahwa praktik spiritual secara rutin—termasuk dalam Islam—berkontribusi pada penurunan stres, depresi, dan kecemasan.
Makna Ujian Hidup dalam Islam
Setiap individu pasti menghadapi kesulitan, namun cara memaknainya sangat menentukan kestabilan mentalnya. Islam tidak memandang penderitaan sebagai hukuman, melainkan sebagai bentuk ujian dan cara Allah mendidik hamba-Nya. Firman Allah:
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Q.S AlBaqarahayat 155)
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, namun di balik itu terdapat kabar gembira bagi mereka yang mampu bersabar. Dalam konteks psikologi modern, sikap sabar ini bisa dikaitkan dengan konsep resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit dari tekanan.
Perjalanan hidup para sahabat Nabi juga penuh dengan cobaan, namun mereka tetap teguh dan lapang dada. Salah satunya adalah Kisah Bilal bin Rabah, seorang budak yang disiksa karena keimanannya, namun tetap mengucapkan “Ahad… Ahad…” sebagai bukti hatinya telah bersandar hanya kepada Allah.
Begitu pula Al-Hasan Al-Bashri, seorang tabi’in terkenal, pernah mengatakan bahwa “Barangsiapa tidak menemukan kebahagiaan dalam ibadah, maka hendaknya ia memeriksa hatinya.”
Ketenangan hati adalah dambaan setiap manusia. Dalam Islam, ketentraman bukan dicapai melalui pelarian duniawi, melainkan melalui kesadaran spiritual yang menghubungkan hati kepada Allah. Dengan menguatkan iman, mendekat melalui ibadah, serta memahami makna di balik setiap ujian, seseorang dapat menemukan ketenangan sejati yang tak mudah terguncang oleh keadaan luar.
Ajaran Islam melalui Al-Qur’an dan teladan para sahabat membuktikan bahwa kesehatan mental dan spiritual saling terhubung erat. Dengan mengikuti jalan yang diajarkan Islam, setiap jiwa memiliki peluang untuk pulih, tenang, dan kembali pada fitrah ketenangan yang hakiki.
Ketenangan hati bukanlah sesuatu yang abstrak ia dapat diraih melalui kedekatan dengan Allah dan kebiasaan membaca Al-Qur’an secara rutin. Untuk menemani perjalanan ruhani Anda, Suara Agung menghadirkan mushaf Al-Qur’an dengan desain eksklusif dan cetakan yang nyaman di mata.
Temukan Al-Qur’an terbaik yang menyentuh hati dan memperkuat iman hanya di Suara Agung.
Baca, hayati, dan rasakan bagaimana firman Allah menenangkan jiwamu setiap hari.